Friday 15 May 2015

Mimpi dan Secangkir Kopi - "KEBEBASAN"

Aku tidak pernah benar benar mengerti, apa itu "mimpi". Apakah mimpi hanya sesimpel membuat kopi? Aku tidak pernah benar benar paham. Mimpi, selalu dikaitkan dengan alam bawah sadar kita, angan angan, tidak nyata. Lalu apakah istilah "mengejar mimpi" menjadi suatu yg sia sia? Tentu tidak sesia sia itu. :)


"Lalu apa impianmu?" kurang lebih beberapa pertanyaan serupa itu tak jarang menghujaniku.
Aku bingung. Karena jika disebutkan satu persatu tidak akan cukup ditulis pada sebuah buku. Iya, sebuah buku yg hanya berisi "impianku"
Apa ? Impian? Tentu bukan "impian" itu yg ku maksud. Semua bagiku lebih tepat disebut keinginan. :D


"Lalu, bukan berarti kau tak punya mimpi kan?" Oh.. Tidak.. tidak.. bagaimanapun juga aku seorang manusia. Terlalu kejam untuk menyimpulkan bahwa aku tidak punya mimpi. Meskipun harus ku akui hampir setiap malam aku tertidur pulas dan jarang memimpikan apa itu yg disebut 'mimpi'.

Mama dan Papaku tak jarang melontarkan harapan harapan dan berkat, agar "mimpi"ku semua dapat terwujud. Tapi aku tak tau mimpi yg manakah itu. Setidaknya itu pemikiranku selama ini. Sampai titik dimana aku tertegun sembari menapaki langkah menuju kantor.


"Apa mimpiku?"
Disitu aku mulai meragukan beberapa dari keyakinanku. Goyah. Sedikit merapuh.
Mengingat keinginanku adalah kebebasan. Dan kebebasan adalah yg mungkin aku inginkan.


Sudah kah aku 'bebas'? Kebebasan seperti apa yg aku mau?

Sampai aku tersadar bahwa aku terlalu siap untuk sendiri. Aku terlalu menikmati kesendirianku ditenggah kerumunan orang berlalu lalang. Aku terlalu suka mencoba hal hal baru dan bertemu banyak orang. Bagiku lebih mudah mencari relasi disana sini dengan "kesendirianku"

How about my relationship? Yes I do it !
Of course I have a boyfriend like another girl! 

Bagaimana orang 'bebas' sepertiku bisa bertahan dalam suatu komitmen hubungan?
Entahlah ! Semua itu tidak mudah.
Aku sering merasa harus mengakhiri semua komitmen yang ada dan kembali 'terbang bebas melewati setiap mimpiku'. Dan mungkin ketika aku sudah puas dan lelah nanti, komitmen akan menghampiriku dengan sendirinya.
Itu hanya sepersekian persen niatku untuk benar benar "sendiri".

Ayolah... kalian pasti berpikir aku bodoh ?
Atau egois?
Oke.. tidak masalah..
Kebanyakan wanita memang jarang yg berpikir gila sepertiku.
Tapi kembali lagi ke "mimpi" atau lebih tepatnya keinginan buatku. Pernahkah kalian perempuan merasa bahwa yg kalian butuh hanyalah teman?
Iya.. Hanya teman-teman. Lelaki dan perempuan. Yang saling menjaga bahkan bertengkar. Kemudian kembali hangat lagi.
Pernahkah?
Aku pernah.

Lalu bagaimana dengan kegiatan kegiatan baru? Bertemu orang orang baru. Membangun relasi baru. Alangkah mudahnya semua terjalin jika kita "sendiri"?
Dan bayangkan betapa sulitnya 'bebas' kemanapun jika kita "tidak sendiri"? Bisa kau bayangkan?
Ya.. Aku bahkan bisa merasakannya.

Tapi sekali lagi ini bukan tentang ketidak sendirianku. Ini masih tentang keinginanku yg sedikit berbeda..

FREE..

Tanpa harus menyakiti siapapun. Bersosialisasi dengan siapapun. Menjalin koneksi dengan siapapun. Bergabung dengan organisasi manapun. Traveling kemanapun. Tanpa ada yg memberatkan..
Tanpa ada yang memberi ganjalan..


Hahaha..
Benar benar tidak semudah mengaduk secangkir kopi bukan ??




"Tapi beginilah hidup. Tidak ada hidup yang mudah.."

Mungkin dari kalian merasa berjuang mati matian, untuk sekedar mencapai sepersekian persen dari mimpi kalian.
Disini akupun demikian.. Berperang antar ego dan kenyataan agar selalu berjalan beriringan.
Bagai mana aku bisa merasakan kebebasan tanpa harus menyangkal ketidak sendirianku. Bagaimana caraku ingin menjadi diriku sendiri tanpa harus menyakiti orang lain.

Karena 'mimpi' punya cara raihnya masing masing ..



No comments: